TENTANG KEPALSUANMU ITU | ZIKIR KESUNYIAN | OKTAF KESENYAPAN | SUATU PAGI DI LADANG CEMBURU | TENTANG CINTA | - Anam Khoirul Anam Official -->

TENTANG KEPALSUANMU ITU | ZIKIR KESUNYIAN | OKTAF KESENYAPAN | SUATU PAGI DI LADANG CEMBURU | TENTANG CINTA |

TENTANG KEPALSUANMU ITU
KARENA kau mengajariku
korupsi—tentang bagaimana cara kau cari nasibmu

maka jangan salahkan

Baca Juga

jika aku jadi pencuri
kenapa
mesti ada penjara
pidana?
toh, semua hanya fatamorgana
Yogyakarta, 2005—2006


ZIKIR KESUNYIAN
JUBAHMU termaktub di sini
dalam kerangka ragaku
ada nama-Mu
(dalam risalah kalbu)

Aku basah, kuyup
bersama madah
lafal-lafal-Mu
: yang Agung Mulia
yang kutartilkan
pada tiap senja
tatkala terbit surya di antara kicau burung
dari tubir sunyi

Karena aku kesunyian
kuberzikir
dalam sunyi jiwa
(menari dan mencari-Mu dari segala arah)
di manakah bisa kutemu diri-Mu?
Yogyakarta, 2005—2006

OKTAF KESENYAPAN
SEDANGKAN di sana tercecer
terburai anyir darah
laiknya taburan embun, rembas pagi
lara, nestapa yang nyeri di selipan gulita
semuanya coba bertanya tentang hidup
rotasi nasib yang tak kunjung bias

Sedang di sana
jauh dari segala nestapa
lanskap bestari, hijau nan permai
(sungguh pertentangan yang tak terpikir)

Gelak tawa,
gelas-gelas beradu
berdenting dari laci-laci sunyi
berdentuman, pekakkan gendang telinga
(terlebih ini bukan lagi terpikirkan)

Di sini hanya sunyi
hanya menunggu kematian
Yogyakarta, 2005—2006

SUATU PAGI DI LADANG CEMBURU
SEPAGI ini
kita telah terjaga
dari berjuta waktu buta
—batas-batas senyap, lindap bersama mimpi
tapi, apa yang ada,
apa yang tersaji?

Suatu pagi
di ladang cemburu
kita bercumbu
dari risalah pertikaian
seperti gulma benci
biak

Hanya diam
kita termenung
Yogyakarta, 2005—2006

TENTANG CINTA
MAAF, Sayang!
dari awal memang aku benar
tulus mencintaimu dari kesederhanaan
namun, maaf!

Bukan ini atau itu; maksudku
(Apa kau akan berkata:
“Kau tak setia dan pengkhianat?”
apa itu yang akan kau bilang padaku?)
terserah!

Apa aku salah jika ada mawar
yang tumbuh di padang hatiku?
lalu, jadi butiran yang tumbuh bersemi
bahkan lebih dari apa yang kita rasa dulu
maaf! Jika cinta itu
lantas jadi rasa iba.
Yogyakarta, 2005—2006

Puisi ini telah dipublikasikan di SEPUTAR INDONESIA (12/02/2006)


Berlangganan update artikel terbaru via email:




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel