DALAM KETAKMENGERIANKU | FIRE IN THE SKY | CURAH RASA
DALAM KETAKMENGERIANKU
ENTAH mengapa tiba-tiba hatiku bergetar
seperti batang lidi yang tersaput laju angin
ada getar pilu tertahan di sela helaan napas
seolah hatiku ingin berkata tentang perihal
namun tak tuntas dengan ungkapan kata-kata
ia hanya tertahan pada gejolak yang kian haru
Apakah segala sesuatu harus memiliki sebab!
inikah akibat dari getar hati saat mengejamu?
dalam ketakmengertianku, aku hanya termanggu
terpaku bisu dalam ketakmengertianku tentangmu
FIRE IN THE SKY
KAU begitu berisik dalam cabik cadas pagi ini
bersama uap aroma teh hangat yang kuseduh
kau dengungkan lagu langit yang membiru
sedangkan aku hanya mendengarkan tuturmu
lalu mengoreskannya lewat abjad kesunyian
masih tersisa satu bintang di langit sepagi ini
dan telah aku gantungkan harap mimpiku
pada laju matahari yang menyingsing pasti
CURAH RASA
AKU tak mengerti mengapa sedemikian deras curah perasaanku
terhadapmu yang nun jauh dari penglihatanku hingga terhanyut aku
dalam gelombang kegelisahan yang sedemikian dahsyat mengharubiru
jadikan paruh jiwaku slalu galau tentangmu dalam jejak langkahku
kerisauan pikirku mengenangmu dalam tiap rinai cahaya rinduku
seakan mengkristal dalam tiap lelap dan terjagaku menjaga cintamu
kuembuskan segala doa pengharapanku tuk slalu temani rohmu
dalam tiap detik gundahku akan seutas bayang yang kutitipi rindu
lewat angin yang semilir mesra kutulis namamu dalam romansa kalbu
dan engkau telah kusemayamkan lekat-lekat dalam istana jiwaku
ENTAH mengapa tiba-tiba hatiku bergetar
seperti batang lidi yang tersaput laju angin
Baca Juga
namun tak tuntas dengan ungkapan kata-kata
ia hanya tertahan pada gejolak yang kian haru
Apakah segala sesuatu harus memiliki sebab!
inikah akibat dari getar hati saat mengejamu?
terpaku bisu dalam ketakmengertianku tentangmu
Yogyakarta, 26 Februari 2009
KAU begitu berisik dalam cabik cadas pagi ini
bersama uap aroma teh hangat yang kuseduh
kau dengungkan lagu langit yang membiru
sedangkan aku hanya mendengarkan tuturmu
lalu mengoreskannya lewat abjad kesunyian
masih tersisa satu bintang di langit sepagi ini
dan telah aku gantungkan harap mimpiku
pada laju matahari yang menyingsing pasti
Yogyakarta, 21 Februari 2009
AKU tak mengerti mengapa sedemikian deras curah perasaanku
terhadapmu yang nun jauh dari penglihatanku hingga terhanyut aku
dalam gelombang kegelisahan yang sedemikian dahsyat mengharubiru
jadikan paruh jiwaku slalu galau tentangmu dalam jejak langkahku
kerisauan pikirku mengenangmu dalam tiap rinai cahaya rinduku
seakan mengkristal dalam tiap lelap dan terjagaku menjaga cintamu
kuembuskan segala doa pengharapanku tuk slalu temani rohmu
dalam tiap detik gundahku akan seutas bayang yang kutitipi rindu
lewat angin yang semilir mesra kutulis namamu dalam romansa kalbu
dan engkau telah kusemayamkan lekat-lekat dalam istana jiwaku
Puisi ini telah dipublikasikan di MINGGU PAGI (15/03/2009)