ISYARAT KUPU-KUPU | SEBUAH TANGISAN | SESUATU YANG BELUM TUNTAS | SESUATU YANG HILANG
ISYARAT KUPU-KUPU
ENTAH mengapa tiba-tiba sedemikian tawar ruang pikirku
selama beberapa pekan terakhir ini, padahal banyak kata
yang ingin muntah dari hasrat imajiku untuk tuangkan
ragam kisah perjalanan antah-berantah pada secarik kertas
namun lagi-lagi kebuntuan membuatku gentar berkata-kata
lazimnya orang gagu yang tersadar dari mimpi buruk
ketika malam masih sedemikian buta dan belum terdengar denting
suara alam memanggil tiap jiwa yang masih lelap dalam buai mimpi
sedangkan aku masih digelayuti ruparupa tanya sedemikian rumit
Aku tak tahu isyarat apa yang dibawa kupu-kupu dalam kamarku
hingga aku terhasut pada mitologi yang belum mampu kunalar
bahkan sulit untuk aku percayai. adakah itu isyarat baik! atau sebaliknya?
“Tiap kali ada kupu-kupu yang hinggap di tempatmu, adalah pertanda
bahwa kau akan bertemu dengan sesuatu. hanya saja, jangan kau
tanyakan (perihal) apa atau siapa gerangan itu?!”
Tapi, matahari sudah terlampau tinggi dari garis edarnya
sedangkan aku masih terduduk diam di depan layar kaca
yang menyuguhkan ragam warta menjemukan dan ganjil
lalu aku menggumam dengan nada kecut dan kecewa perihal itu
sejauh kegalauanku belum terdengar kabar lain perihal sesuatu
yang sudah sekian lama aku nantikan pada tiap lelap dan terjagaku
bahkan telah berubah segala apa yang pernah membuatku bergelora
lalu, apa makna mitologi tentang kupu-kupu dalam kamarku?
SEBUAH TANGISAN
TIAP kali bayangmu datang menghampiri
sering kali butir bening meleleh dari pelupuk mataku
menepis segala senyuman yang dulu pernah ada
Seperti lilin yang menyinari gulita malam
pada tiap perjumpaan kita yang telah berlalu
di situ selalu ada cerita tentang kau dan aku
Aku tak tahu apakah tangisku adalah doa
sebab selalu ada harap akan dirimu kembali
memulihkan segala riang yang berlalu terbawa angin
SESUATU YANG BELUM TUNTAS
SERING kali tak tuntas apa yang kau tulis
meski tiap kali kau datang berkisah padaku
perihal sesuatu yang menjadi bias cahaya
Tiap kali selalu terhenti pada jalan buntu
apa yang ingin kau tuang dalam selembar kertas
perihal rasa yang kau simpan jauh di kedalaman jiwa
Sering kali kau gagal dalam bertutur tentang perihal
yang pernah terlewatkan dari waktu ke waktu
hingga berupa semu apa yang hinggap dalam jiwa
dan kita hanya terdiam dalam kelam bahasa kalbu
SESUATU YANG HILANG
SEKALI lagi aku terjerembab dalam kelam
hingga menghamburkan segala yang ada
pada rupa warna yang kian surut memudar
di antara titik-titik yang memercik pada pekat
lunturkan segala yang melukisi perjalanan waktu
menjadi kilas sketsa ganjil yang sukar dimengerti
apa makna yang tersirat di dalamnya
segalanya hanya berupa berkas berserakan
pada laju detik yang terus terbuang
di keheningan ruang, sunyi, sunyat, sepi
menjadikan hasratku kian surut dan redup
pada gemerlap cahaya sebelum padam dari segala
aku terus mengais tanpa tahu perihal kausalitas
dan aku makin tak tahu apa yang bakal terjadi esok
sebab, kini telah enyah segala dari tempatku berpijak
ENTAH mengapa tiba-tiba sedemikian tawar ruang pikirku
selama beberapa pekan terakhir ini, padahal banyak kata
Baca Juga
namun lagi-lagi kebuntuan membuatku gentar berkata-kata
lazimnya orang gagu yang tersadar dari mimpi buruk
ketika malam masih sedemikian buta dan belum terdengar denting
suara alam memanggil tiap jiwa yang masih lelap dalam buai mimpi
sedangkan aku masih digelayuti ruparupa tanya sedemikian rumit
Aku tak tahu isyarat apa yang dibawa kupu-kupu dalam kamarku
hingga aku terhasut pada mitologi yang belum mampu kunalar
bahkan sulit untuk aku percayai. adakah itu isyarat baik! atau sebaliknya?
“Tiap kali ada kupu-kupu yang hinggap di tempatmu, adalah pertanda
bahwa kau akan bertemu dengan sesuatu. hanya saja, jangan kau
tanyakan (perihal) apa atau siapa gerangan itu?!”
Tapi, matahari sudah terlampau tinggi dari garis edarnya
sedangkan aku masih terduduk diam di depan layar kaca
yang menyuguhkan ragam warta menjemukan dan ganjil
lalu aku menggumam dengan nada kecut dan kecewa perihal itu
sejauh kegalauanku belum terdengar kabar lain perihal sesuatu
yang sudah sekian lama aku nantikan pada tiap lelap dan terjagaku
bahkan telah berubah segala apa yang pernah membuatku bergelora
lalu, apa makna mitologi tentang kupu-kupu dalam kamarku?
Yogyakarta, 25 Mei 2009
TIAP kali bayangmu datang menghampiri
sering kali butir bening meleleh dari pelupuk mataku
menepis segala senyuman yang dulu pernah ada
Seperti lilin yang menyinari gulita malam
pada tiap perjumpaan kita yang telah berlalu
di situ selalu ada cerita tentang kau dan aku
Aku tak tahu apakah tangisku adalah doa
sebab selalu ada harap akan dirimu kembali
memulihkan segala riang yang berlalu terbawa angin
Yogyakarta, 23 Mei 2009
SERING kali tak tuntas apa yang kau tulis
meski tiap kali kau datang berkisah padaku
perihal sesuatu yang menjadi bias cahaya
Tiap kali selalu terhenti pada jalan buntu
apa yang ingin kau tuang dalam selembar kertas
perihal rasa yang kau simpan jauh di kedalaman jiwa
Sering kali kau gagal dalam bertutur tentang perihal
yang pernah terlewatkan dari waktu ke waktu
hingga berupa semu apa yang hinggap dalam jiwa
dan kita hanya terdiam dalam kelam bahasa kalbu
Yogyakarta, 23 Mei 2009
SEKALI lagi aku terjerembab dalam kelam
hingga menghamburkan segala yang ada
pada rupa warna yang kian surut memudar
di antara titik-titik yang memercik pada pekat
lunturkan segala yang melukisi perjalanan waktu
menjadi kilas sketsa ganjil yang sukar dimengerti
apa makna yang tersirat di dalamnya
segalanya hanya berupa berkas berserakan
pada laju detik yang terus terbuang
di keheningan ruang, sunyi, sunyat, sepi
menjadikan hasratku kian surut dan redup
pada gemerlap cahaya sebelum padam dari segala
aku terus mengais tanpa tahu perihal kausalitas
dan aku makin tak tahu apa yang bakal terjadi esok
sebab, kini telah enyah segala dari tempatku berpijak
Puisi ini telah dipublikasikan di SUARA PEMBARUAN (07/06/2009)