ABRAKADABRA | JANJI MATI | TENTANG KATA-KATA | PENGLIHATAN MANUSIA | APA YANG AKAN KEMBALI - Anam Khoirul Anam Official -->

ABRAKADABRA | JANJI MATI | TENTANG KATA-KATA | PENGLIHATAN MANUSIA | APA YANG AKAN KEMBALI

ABRAKADABRA
TUHAN, jika diizinkan, bolehkah aku meminjam imajinasiMu
agar aku bisa menjadi tuhan kecil bagi hidupku sendiri?
tentunya itu akan jauh lebih ajaib dari pesulap mana pun
yang mewujudkan sesuatu dengan abrakadabranya.

Tuhan, jika diizinkan, biarkan aku menjadi tuhan kecil
bagi hidupku sendiri, sebab aku akan memiliki semesta.

Tuhan, jika diizinkan, aku akan membangun surga
dan menyiksa diriku sendiri dalam neraka buatanku
jika nyata-nyata diriku adalah seorang pendusta.

Tuhan, jika diizinkan, bolehkah aku meminjam imajinasiMu
agar aku bisa menjadi tuhan kecil bagi hidupku sendiri?
tentunya itu akan jauh lebih ajaib dari pesulap mana pun
yang mewujudkan sesuatu dengan abrakadabranya.
Yogyakarta, 21 Oktober 2013

JANJI MATI
MASIH ada janji yang berkelepak di tiap sudut ruang batin.
ia memintaku menelusur bagai ular ke persemayamanmu,
lalu melepaskan bisa di cawanmu sebagai penawar luka.

Ya, janjiku adalah luka sekaligus obat yang memulihkan sakitmu.
Sering kamu memaksaku membelah dada, lalu menukarnya denganku.
"Biarkan ini tetap jadi milikmu! Sebab ketika malam menggerayang,
sunyi akan merenggutnya dan aku akan dibiarkan menjadi orang asing.
Kalau ini menjadi milikmu, bukankah takkan ada sepi berkisar antara kita?"
tegasmu, sembari menekan tulang dadaku bermaksud serahkan hatimu.

Ia pun menghunjamkan belati di dadaku, menyibaknya, lalu melesakkan
segumpal darah itu bersama jantungku yang berdetak lembut
napas kami saling berpeluk lalu terbang ke udara.
Yogyakarta, 23 Oktober 2013

TENTANG KATA-KATA
KATA-kata adalah bisikan roh semesta
yang diembuskan dalam hati.

Lalu pikiran mengeja menjadi pengantar
bagi pemahaman satu sama lainnya.

Adakalanya kata-kata menjadi cahaya,
namun tak sedikit yang mewujud kegelapan.

Dan adakalanya kata-kata penuh cita rasa,
namun tak sedikit yang tawar tanpa makna.
Yogyakarta, 29 Oktober 2013

PENGLIHATAN MANUSIA
MANUSIA melihat kehidupan seperti melihat panorama
dalam sebingkai cermin, sedangkan kenyataan sebenarnya
adalah di luar cermin itu sendiri.
Yogyakarta, 29 Oktober 2013

APA YANG AKAN KEMBALI
SAMA halnya dengan bayi yang tak memilih rahim seorang ibu sebagai tempat pertama ketika ditiupkan ke dunia, demikian pula dengan roh yang tak memilih jasad siapa pun sebagai wadah untuk menjalani kehidupan.

Tak satu roh pun memilih singgah pada tubuh sempurna, bahkan yang cacat adanya. Semua terjadi dan berjalan sesuai aturan Sang Pencipta. Roh yang putih bersih akan menjadi sangat kotor bila kebiadaban dari sikap bejat sudah menguasai akal. Roh yang suci akan penuh noda nista ketika segumpal darah itu telah sarat dengan kotoran nafsu duniawi.

Oh, betapa akan sangat merugi bagi roh yang tak pernah tersentuh air dan senantiasa dibasuh agar tetap suci. Sungguh betapa sangat malang roh yang kembali dengan wajah penuh aib.

Lalu, apa yang akan dikatakan oleh roh pada Sang Mahahidup selepas dari jasad? Apakah ia akan kembali dengan rupa yang sama seperti kali pertama ditiupkan?
Mungkin ia akan kembali dengan rasa malu tak terkira.
Yogyakarta, 01 Agustus 2013

Puisi ini telah dipublikasikan di MINGGU PAGI (03/11/2013)


Berlangganan update artikel terbaru via email:




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1


Iklan Tengah Artikel 2


Iklan Bawah Artikel