BATU DI KEPALAMU | BUNGA SEMESTA | RISALAH DEBU
BATU DI KEPALAMU
BATU-BATU muram dalam temaram cahaya bulan
gemericik air mengalir menuju sunyi jiwa nan sepi
bola mata terjaga dan semilir angin lewat
mengangkat sesak di dada.
Tembang liris hati iringi langkah matahari
singsingkan pekat di ufuk timur.
seperempat malam aku terjaga,
memecahkan keras batu
yang bertengger di kepalamu.
BUNGA SEMESTA
BUNGA-BUNGA bermekaran
tanpa tangkai, akar tunggang,
bahkan tiada helai dedaunan
menjalar liar dengan beragam
aroma dan hias rupa warna
hidup, tumbuh segar, di dada
semesta, roh para pecinta
: kadang layu pun gugur binasa
di telapak tangan, kosong, terbuka
RISALAH DEBU
TANPAMU, tentu diriku bukan sebutir debu
pasti diriku hanya akan menjadi tanah basah
Tanpamu, tentu diriku bukan sehelai daun
pastilah diriku hanya menjadi biji mati
Tanpamu, tentu diriku bukan embus angin
pastilah diriku hanya ombak yang gagal menerjang
Tanpamu, tentu diriku bukan benih api
pastilah diriku hanya kayu di hutan belantara
Tanpamu, tentu diriku bukan diriku
pastilah diriku hanya kekosongan ruang dan waktu
BATU-BATU muram dalam temaram cahaya bulan
gemericik air mengalir menuju sunyi jiwa nan sepi
bola mata terjaga dan semilir angin lewat
mengangkat sesak di dada.
Tembang liris hati iringi langkah matahari
singsingkan pekat di ufuk timur.
seperempat malam aku terjaga,
memecahkan keras batu
yang bertengger di kepalamu.
Yogyakarta, 02 Juni 2014
BUNGA-BUNGA bermekaran
tanpa tangkai, akar tunggang,
bahkan tiada helai dedaunan
menjalar liar dengan beragam
aroma dan hias rupa warna
hidup, tumbuh segar, di dada
semesta, roh para pecinta
: kadang layu pun gugur binasa
di telapak tangan, kosong, terbuka
Yogyakarta, 04 Juni 2014
TANPAMU, tentu diriku bukan sebutir debu
pasti diriku hanya akan menjadi tanah basah
Tanpamu, tentu diriku bukan sehelai daun
pastilah diriku hanya menjadi biji mati
Tanpamu, tentu diriku bukan embus angin
pastilah diriku hanya ombak yang gagal menerjang
Tanpamu, tentu diriku bukan benih api
pastilah diriku hanya kayu di hutan belantara
Tanpamu, tentu diriku bukan diriku
pastilah diriku hanya kekosongan ruang dan waktu
Yogyakarta, 07 Juni 2014
Puisi ini telah dipublikasikan di MEDAN BISNIS (20/07/2014)