HIKMAT PERINDU | ZENITARIUM
HIKMAT PERINDU
GETAR suara bubul ke langit saat gelap merambak bumi
mari eja larik ini agar sembul rasa hati tersembunyi
dengarlah deram seiring kamit esensi cinta dari dalam diri!
Bila asyik masyuk kebiri hasrat, muspra segala nikmat ragawi
usaplah alir perih dan gait rindu ke langit tinggi
masih adakah kabihat di balik kerai atas moksa ini?
Berdecaklah! Bukankah tiap pagut bibir kita tak pernah usai?
mari melarih nektar ke cawan sampai tercium aroma surgawi
rebahlah! Tiap degup ada namamu nun meraja sekujur sanubari
ZENITARIUM
BURAI segala khayal saat penglihatan tersaput mega sarat degum
langit terbelah dan gemintang jatuh berserakan, laun redam padam
segala yang tersimpan telah terkuak, tak ada rahasia terpendam
Apa yang tak kasatmata melihat segala ucap serta laku
senigai antar segala amaliah sampai dekap kasih nan dirindu
janganlah engkau enyahkan hasrat cinta ini untuk terus bersamamu
Bila wajah berpaling dari cermin, bayang gelap rata tanah
bukankah semua ciptaan telah disempurnakan agar tiada sifat lemah?
cawan pecah hanya menampung sedikit ragam curah maupun faedah
GETAR suara bubul ke langit saat gelap merambak bumi
mari eja larik ini agar sembul rasa hati tersembunyi
dengarlah deram seiring kamit esensi cinta dari dalam diri!
Bila asyik masyuk kebiri hasrat, muspra segala nikmat ragawi
usaplah alir perih dan gait rindu ke langit tinggi
masih adakah kabihat di balik kerai atas moksa ini?
Berdecaklah! Bukankah tiap pagut bibir kita tak pernah usai?
mari melarih nektar ke cawan sampai tercium aroma surgawi
rebahlah! Tiap degup ada namamu nun meraja sekujur sanubari
Yogyakarta, 01 November 2016
BURAI segala khayal saat penglihatan tersaput mega sarat degum
langit terbelah dan gemintang jatuh berserakan, laun redam padam
segala yang tersimpan telah terkuak, tak ada rahasia terpendam
Apa yang tak kasatmata melihat segala ucap serta laku
senigai antar segala amaliah sampai dekap kasih nan dirindu
janganlah engkau enyahkan hasrat cinta ini untuk terus bersamamu
Bila wajah berpaling dari cermin, bayang gelap rata tanah
bukankah semua ciptaan telah disempurnakan agar tiada sifat lemah?
cawan pecah hanya menampung sedikit ragam curah maupun faedah
Yogyakarta, 25 November 2016
Sajak ini telah dipublikasikan di DUTA MASYARAKAT (08/01/2017)