APOSIOPESIS | SIMPAN KATA SEBELUM BERWICARA
APOSIOPESIS
PERNAHKAH sesekali waktu kesadaran pun kata lepas dari logika?
lantas mengalir dari bibir perihal lain atas percakapan semula
sungguhpun telah pulih, rasa yang lahir tiada senikmat sediakala
Tak usah memaksa sayap burung imajiner mengepak lebih tinggi
sebagaimana eklips taramkan raut bumi, biarlah cerlang rekah sendiri
enyahkan segala celih raga agar nyala hasrat tetap berseri
Sepanjang waktu suara kalbu menyeru, namun majal di kepala
anjaklah dari ruang gelap sebelum tubuh roboh tanpa daya
penuhilah mata dengan cahaya agar terang adiwidia semesta jiwa
SIMPAN KATA SEBELUM BERWICARA
TAHANLAH kata-kata bila tak ingin pipi tertampar tangan sendiri
sebelum semua menjadi terang, kekanglah hasrat wicara dalam diri
sebagaimana Musa mendapat hujah adiwidia dari Khidir perihal esensi
Anak panah yang dilesatkan secara asal takkan tepat sasaran
tak usah sesekali buang ludah melawan arah laju angin
bukankah acap kali mala berbalik menjadi senjata makan tuan?
Mata air yang menyembul keruh hanya berfaedah sedikit sekali
belajarlah pada lebah, banyak obat darinya untuk sakit jasmani
simpan kata sebelum bertutur bila ingin harkat tetap beraji
Sajak ini telah dipublikasikan di MEDAN BISNIS (23/04/2017)
PERNAHKAH sesekali waktu kesadaran pun kata lepas dari logika?
lantas mengalir dari bibir perihal lain atas percakapan semula
sungguhpun telah pulih, rasa yang lahir tiada senikmat sediakala
Tak usah memaksa sayap burung imajiner mengepak lebih tinggi
sebagaimana eklips taramkan raut bumi, biarlah cerlang rekah sendiri
enyahkan segala celih raga agar nyala hasrat tetap berseri
Sepanjang waktu suara kalbu menyeru, namun majal di kepala
anjaklah dari ruang gelap sebelum tubuh roboh tanpa daya
penuhilah mata dengan cahaya agar terang adiwidia semesta jiwa
Yogyakarta, 18 September 2016
TAHANLAH kata-kata bila tak ingin pipi tertampar tangan sendiri
sebelum semua menjadi terang, kekanglah hasrat wicara dalam diri
sebagaimana Musa mendapat hujah adiwidia dari Khidir perihal esensi
Anak panah yang dilesatkan secara asal takkan tepat sasaran
tak usah sesekali buang ludah melawan arah laju angin
bukankah acap kali mala berbalik menjadi senjata makan tuan?
Mata air yang menyembul keruh hanya berfaedah sedikit sekali
belajarlah pada lebah, banyak obat darinya untuk sakit jasmani
simpan kata sebelum bertutur bila ingin harkat tetap beraji
Yogyakarta, 13 Oktober 2016
Sajak ini telah dipublikasikan di MEDAN BISNIS (23/04/2017)