PEREMPUANKU | KAU YANG BERTAKHTA DI HATI | PERTEMUAN
PEREMPUANKU
TETAPLAH kau menjelma perawanku yang tak terjamah apa pun
jadilah wanitaku yang saban malam meratapi kedatangan kekasih sejati
abadilah kau sebagai gadisku yang tak goyah bujuk rayu
Kekallah kau perempuanku sedari hidup pun mati—tanpa cela
jangan embuskan rindu di hatimu ke ruang tak berpaduka
sebab di sukmaku segala laku cinta antarkita hidup sentosa
Bagaimanapun, kau adalah ratuku di antara para bidadari surga
lubuk jiwaku sarat olehmu, tak ada lagi makam tersisa
teruslah jadi istriku yang tak pernah tercerai dari raga
KAU YANG BERTAKHTA DI HATI
WALAUPUN masa luruh bergulir bak anasir dalam jam pasir
tak ada yang bisa gantikan segala luap rinduku padamu
kau yang bertakhta di hatiku tak lekang oleh waktu
Sering kali kueja dan kukecap risalah rasa dunia ini
ragam rupa maupun warnahidup tak luput dari penglihatan
kau tetap bertakhta dalam lubuk jiwa dan tak tergantikan
Masihkah mawar itu mengilhami agar perih perpisahan lekas pergi?
tanpa cinta, hidupku penuh kecam ketakutan dan limpah kelemahan
kau yang telah bertakhta di hatiku akan abadi selalu
PERTEMUAN
ADA yang lebih manis dari gula, yakni pertemuan rindu
adalah rindu pada kekasih yang tak dapat dicumbu rayu
ia tak jauh, tak pula dekat, namun terus menghantu
Lidah telanjang hanya sampai pada rasa nikmat pengecapan lahir
lidah jasad hanya mengecap wujud, tapi tidak bagi roh
pengecapan roh penuh rindu akan sampai pada esensi kenikmatan
Adakah pertemuan yang lebih manis dan indah dari cinta?
ketika hasrat tertahan di dada, lalu meledak dalam jumpa
kerinduan pada kekasih adalah napas bagi rasa di jiwa
TETAPLAH kau menjelma perawanku yang tak terjamah apa pun
jadilah wanitaku yang saban malam meratapi kedatangan kekasih sejati
abadilah kau sebagai gadisku yang tak goyah bujuk rayu
Kekallah kau perempuanku sedari hidup pun mati—tanpa cela
jangan embuskan rindu di hatimu ke ruang tak berpaduka
sebab di sukmaku segala laku cinta antarkita hidup sentosa
Bagaimanapun, kau adalah ratuku di antara para bidadari surga
lubuk jiwaku sarat olehmu, tak ada lagi makam tersisa
teruslah jadi istriku yang tak pernah tercerai dari raga
Yogyakarta, 23 Agustus 2016
WALAUPUN masa luruh bergulir bak anasir dalam jam pasir
tak ada yang bisa gantikan segala luap rinduku padamu
kau yang bertakhta di hatiku tak lekang oleh waktu
Sering kali kueja dan kukecap risalah rasa dunia ini
ragam rupa maupun warnahidup tak luput dari penglihatan
kau tetap bertakhta dalam lubuk jiwa dan tak tergantikan
Masihkah mawar itu mengilhami agar perih perpisahan lekas pergi?
tanpa cinta, hidupku penuh kecam ketakutan dan limpah kelemahan
kau yang telah bertakhta di hatiku akan abadi selalu
Yogyakarta, 01 Oktober 2015
ADA yang lebih manis dari gula, yakni pertemuan rindu
adalah rindu pada kekasih yang tak dapat dicumbu rayu
ia tak jauh, tak pula dekat, namun terus menghantu
Lidah telanjang hanya sampai pada rasa nikmat pengecapan lahir
lidah jasad hanya mengecap wujud, tapi tidak bagi roh
pengecapan roh penuh rindu akan sampai pada esensi kenikmatan
Adakah pertemuan yang lebih manis dan indah dari cinta?
ketika hasrat tertahan di dada, lalu meledak dalam jumpa
kerinduan pada kekasih adalah napas bagi rasa di jiwa
Yogyakarta, 05 Juni 2015
Sajak ini telah dipublikasikan di ANALISA (23/04/2017)