KEYAKINAN HATI | BILA KEMATIANKU TIBA
KEYAKINAN HATI
MESKI kau rusak seluruh wadak ini, cita senantiasa lahir
jangan lagi merutuk segala onak di dada, apatah guna?
jalan takkan buntu bila mata air jiwa terus mengalir
Oh, marilah terus menjejak meski ribuan aral menjegal langkah
ada Mahadaya di balik kekuatan, Ia tiada jemu menjaga
tariklah urat dalam dadamu, rasakan jamah dan rahmat Kekasih
Waswas hanyalah agitasi semu saat mata batin hilang keseimbangan
walau nyala dunia mengerdip mati, batu pemantik masih sedia
setelah permohonan hati melesat ke langit, tinggal Tuhan menentukan
Yogyakarta, 01 Februari 2017
BILA KEMATIANKU TIBA
SAAT keranda usung jasad ini ke liang, hentikan tangismu!
jangan bersedih, kita pasti bertemu lagi di lain waktu
duka tak mampu cegah kehadiran malaikat maut jemput jiwaku
Cukup sedikit kebaikan itu tampak ketika masih duduk bersama
sakit bertubi-tubi tusuk hatimu tatkala selisih pacu luap hasrat
berbahagialah, perangai buruk yang kamu benci dariku pun usai
Gugur bunga pada pusara akan rentangkan sayap menuju rida
bila renjana sapa sukma, sontak denyut memoar tohok dada
selama jarak lebur dalam raga, kematian hanya perihal jeda
Yogyakarta, 21 Juli 2017
Sajak ini telah dipublikasikan di ANALISA (21/10/2018)