Cinta dalam Hati
Tidakkah kautahu bahwa tiap waktu aku selalu mendambamu? Kuharap kautahu hal ini. Rindu dan harapan agar dirimu selalu ada di sisiku saban waktu adalah perkara yang tak ingin kulewatkan. Aku senantiasa berharap kaumenemani embus napasku hingga kelak di taman surga. Bersama tanpa ada jeda di antara kita.
Terkadang kuingin rentangkan jarak bahkan ingin musnahkan bayangmu dari pikiranku sekadar menguji seberapa besar dan tulus cinta ini padamu, nyatanya semua yang kulakukan tetap nihil. Kaumakin lekat dalam jiwaku. Pahatan namamu makin jelas dan kekal dalam pusara hatiku. Cintaku padamu tak bisa lagi kuukur dengan segala hitungan angka, ruang dan waktu. Seluruh hidup dan cintaku hanyalah untukmu. Takkan ada lagi cinta lain yang bisa bertakhta di jiwaku selain dirimu.
Meski apa yang kurasakan terhadapmu sering pasang surut, namun di balik semua itu aku selalu dihantui waswas dan takut kehilanganmu. Ada sakit menyelinap bila sedetik saja tak mendengar suaramu, memandangi wajahmu dan merasakan sentuh hangat kasihmu. Tiap kali menatap wajahmu, ada debar yang teramat sulit kuterjemahkan menjadi kata-kata. Hanya diam dan menikmati desir mengalir ke sekujur badan tanpa bisa kutahan deras alirnya.
Aku bagai cacing yang dijerang di bawah terik matahari bila kautinggalkan. Tanpa cintamu, aku adalah ikan yang terpisah dari air. Aku pasti menggelepar penuh rasa sakit tak terkira. Rindu padamu sering kali membuat ruang di dadaku penuh batu penyumbat rongga dada hingga membuat napas tersengal dan aliran darah ke otakku tersendat, tak ayal langkah kaki kian onar. Semakin jauh jarak memisahkan, aku semakin hilang arah. Anak panah yang melesat dari busur cintaku tak lagi tepat sasaran bila tanpa sambutmu.
Telah banyak kukorbankan daya serta pikiranku ini untukmu. Sejak cinta ini kutetapkan untukmu, aku tak lagi peduli dengan diriku. Hilanglah aku dalam diriku, apa yang ada dalam diriku adalah dirimu. Hati, pikiran, bahkan laku hidupku telah sesak olehmu. Saat terjaga hingga lelap pun dalam ingatanku hanyalah dirimu. Tak ada yang lebih menarik selain memikirkan serta bersamamu. Mencintaimu telah memalingkan seluruh perhatian dan hasratku dari pesona duniawi.
Haruskah selalu kurahasiakan perasaan ini di hadapanmu? Sedangkan kita sama-sama tahu jika saling cinta dan menyayangi tanpa ada sedikit pun keraguan. Kau sudah tahu siapa diriku, begitu pula aku yang juga sudah tahu siapa dirimu. Bahkan tak ada sehelai benang pun menghalangi pandangan di antara kita. Lantas rahasia mana lagi yang menutupi pandangan kalbu atas nama cinta ini? Cukuplah cinta ini untukmu tanpa jeda dan tanpa cela.
Terkadang kuingin rentangkan jarak bahkan ingin musnahkan bayangmu dari pikiranku sekadar menguji seberapa besar dan tulus cinta ini padamu, nyatanya semua yang kulakukan tetap nihil. Kaumakin lekat dalam jiwaku. Pahatan namamu makin jelas dan kekal dalam pusara hatiku. Cintaku padamu tak bisa lagi kuukur dengan segala hitungan angka, ruang dan waktu. Seluruh hidup dan cintaku hanyalah untukmu. Takkan ada lagi cinta lain yang bisa bertakhta di jiwaku selain dirimu.
Meski apa yang kurasakan terhadapmu sering pasang surut, namun di balik semua itu aku selalu dihantui waswas dan takut kehilanganmu. Ada sakit menyelinap bila sedetik saja tak mendengar suaramu, memandangi wajahmu dan merasakan sentuh hangat kasihmu. Tiap kali menatap wajahmu, ada debar yang teramat sulit kuterjemahkan menjadi kata-kata. Hanya diam dan menikmati desir mengalir ke sekujur badan tanpa bisa kutahan deras alirnya.
Aku bagai cacing yang dijerang di bawah terik matahari bila kautinggalkan. Tanpa cintamu, aku adalah ikan yang terpisah dari air. Aku pasti menggelepar penuh rasa sakit tak terkira. Rindu padamu sering kali membuat ruang di dadaku penuh batu penyumbat rongga dada hingga membuat napas tersengal dan aliran darah ke otakku tersendat, tak ayal langkah kaki kian onar. Semakin jauh jarak memisahkan, aku semakin hilang arah. Anak panah yang melesat dari busur cintaku tak lagi tepat sasaran bila tanpa sambutmu.
Telah banyak kukorbankan daya serta pikiranku ini untukmu. Sejak cinta ini kutetapkan untukmu, aku tak lagi peduli dengan diriku. Hilanglah aku dalam diriku, apa yang ada dalam diriku adalah dirimu. Hati, pikiran, bahkan laku hidupku telah sesak olehmu. Saat terjaga hingga lelap pun dalam ingatanku hanyalah dirimu. Tak ada yang lebih menarik selain memikirkan serta bersamamu. Mencintaimu telah memalingkan seluruh perhatian dan hasratku dari pesona duniawi.
Haruskah selalu kurahasiakan perasaan ini di hadapanmu? Sedangkan kita sama-sama tahu jika saling cinta dan menyayangi tanpa ada sedikit pun keraguan. Kau sudah tahu siapa diriku, begitu pula aku yang juga sudah tahu siapa dirimu. Bahkan tak ada sehelai benang pun menghalangi pandangan di antara kita. Lantas rahasia mana lagi yang menutupi pandangan kalbu atas nama cinta ini? Cukuplah cinta ini untukmu tanpa jeda dan tanpa cela.