SEBATANGKARA | ESENSI CINTA | CINTA PERTAMA
SEBATANGKARA
AKU berjalan di lembah sunyi, tanpa teman atau saudara
derita lahir kutahan sendiri, kesenangan batin pun kurasa sendiri
melawan gelap penuh waswas, menjejak terang dalam kecam cemas
Aku berjalan di keramaian suara, tanpa teman atau saudara
derita lahir kutahan sendiri, kesenangan batin pun kurasa sendiri
melawan gelap penuh waswas, menjejak terang dalam kecam cemas
Aku berjalan dengan pasrah, bersandar pada Tuhan yang kusembah
derita lahir kuungkap dalam doa, kesenangan batin kurasa pula
melawan gelap dalam ibadat, berharap tak ada derita menjerat
ESENSI CINTA
TAHUKAH kau bahwa cinta datang tiap saat di hati?
ia datang sebagai tamu sekaligus tuan dalam rumah jiwa
sesuka hati ia datang, bersedih hati bila bergegas pulang
Cahaya Mustafa telah enyahkan segala jelaga dungu dalam diri
dalam syafaatnya ada roh cahaya cinta memancar sedemikian benderang
teranglah bagi penglihatan antara jalan lurus dan curam jurang
Jiwa manusia telah terikat janji sebelum terlahir ke bumi
dan cahaya itu hadir sebagai pengikat dan pengingat diri
setelah kembali sedemikian rupa, janji suci itu pasti ditagih
CINTA PERTAMA
KAU hadir tiba-tiba di antara khalayak dengan begitu memesona
sejak pandangan pertama itu, kurasa anomali lahir dalam diri
seketika lumpuh segala daya, seluruh ruang jiwaku sesak bayangmu
Tak kusangka, mencintaimu telah mengubah segala yang pernah ada
tanggal pula gelap masa lalu, datanglah terang cahaya hakiki
lantas, adakah cinta lain yang mampu menggantimu dari hidupku?
Tanpamu, hidup dan cintaku adalah fana, tak berdaya guna
sudilah kau terus mengasihi jiwaku yang mendadak kekanakan ini
jangan biarkan rasaku diamuk cemburu bila tak menatap wajahmu
Sajak ini telah dipublikasikan di NUSANTARANEWS (11/12/2016)
AKU berjalan di lembah sunyi, tanpa teman atau saudara
derita lahir kutahan sendiri, kesenangan batin pun kurasa sendiri
melawan gelap penuh waswas, menjejak terang dalam kecam cemas
Aku berjalan di keramaian suara, tanpa teman atau saudara
derita lahir kutahan sendiri, kesenangan batin pun kurasa sendiri
melawan gelap penuh waswas, menjejak terang dalam kecam cemas
Aku berjalan dengan pasrah, bersandar pada Tuhan yang kusembah
derita lahir kuungkap dalam doa, kesenangan batin kurasa pula
melawan gelap dalam ibadat, berharap tak ada derita menjerat
Yogyakarta, 05 Juni 2015
TAHUKAH kau bahwa cinta datang tiap saat di hati?
ia datang sebagai tamu sekaligus tuan dalam rumah jiwa
sesuka hati ia datang, bersedih hati bila bergegas pulang
Cahaya Mustafa telah enyahkan segala jelaga dungu dalam diri
dalam syafaatnya ada roh cahaya cinta memancar sedemikian benderang
teranglah bagi penglihatan antara jalan lurus dan curam jurang
Jiwa manusia telah terikat janji sebelum terlahir ke bumi
dan cahaya itu hadir sebagai pengikat dan pengingat diri
setelah kembali sedemikian rupa, janji suci itu pasti ditagih
Yogyakarta, 15 Juni 2015
KAU hadir tiba-tiba di antara khalayak dengan begitu memesona
sejak pandangan pertama itu, kurasa anomali lahir dalam diri
seketika lumpuh segala daya, seluruh ruang jiwaku sesak bayangmu
Tak kusangka, mencintaimu telah mengubah segala yang pernah ada
tanggal pula gelap masa lalu, datanglah terang cahaya hakiki
lantas, adakah cinta lain yang mampu menggantimu dari hidupku?
Tanpamu, hidup dan cintaku adalah fana, tak berdaya guna
sudilah kau terus mengasihi jiwaku yang mendadak kekanakan ini
jangan biarkan rasaku diamuk cemburu bila tak menatap wajahmu
Yogyakarta, 16 November 2015
Sajak ini telah dipublikasikan di NUSANTARANEWS (11/12/2016)