KATARSIS | PERIHAL NERACA
KATARSIS
MEMBERSIHKAN limpah kotoran di kulit cukup membasuh dengan air
namun tidak untuk bersihkan ragam noktah dalam jiwa ini
perlu membelah rangka pikir, dada, dan hati agar bercahaya
Angkatlah noda diri ke langit, di sana nista disucikan
air limbah dan lumpur dunia justru semakin mengotori jiwa
tubuh yang daif cenderung memiliki ruang gerak sangat terbatas
Madu harus dipisah dari sarang agar lebih berdaya guna
nyawa harus terlepas dari raga bila ingin arungi semesta
sebelum masuk surga, roh terlebih dulu dibersihkan dari dosa
PERIHAL NERACA
BILA kau menatap pesona Yusuf, adakah wajah itu berpaling?
ketika cahaya datang, enyahlah gelap menyimpan sepi dalam diri
berjalanlah menuju kekasih tercinta, rindu akan merekah di dada
Bila tak punya neraca, bagaimana cinta dan nafsu ditimbang
keduanya adalah perkara yang berbeda, meski cinta butuh nafsu
cinta adalah cahaya, sedangkan nafsu syahwat adalah rasa candu
Bila kesadaran terpesona dan lepas, sayat pisau tak terasa
jiwa yang mabuk dalam pesona, keindahan luar pun sirna
bila kau menatap pesona Yusuf, adakah wajah itu berpaling?
Sajak ini telah dipublikasikan di NUSANTARANEWS (26/02/2017)
MEMBERSIHKAN limpah kotoran di kulit cukup membasuh dengan air
namun tidak untuk bersihkan ragam noktah dalam jiwa ini
perlu membelah rangka pikir, dada, dan hati agar bercahaya
Angkatlah noda diri ke langit, di sana nista disucikan
air limbah dan lumpur dunia justru semakin mengotori jiwa
tubuh yang daif cenderung memiliki ruang gerak sangat terbatas
Madu harus dipisah dari sarang agar lebih berdaya guna
nyawa harus terlepas dari raga bila ingin arungi semesta
sebelum masuk surga, roh terlebih dulu dibersihkan dari dosa
Yogyakarta, 26 September 2015
BILA kau menatap pesona Yusuf, adakah wajah itu berpaling?
ketika cahaya datang, enyahlah gelap menyimpan sepi dalam diri
berjalanlah menuju kekasih tercinta, rindu akan merekah di dada
Bila tak punya neraca, bagaimana cinta dan nafsu ditimbang
keduanya adalah perkara yang berbeda, meski cinta butuh nafsu
cinta adalah cahaya, sedangkan nafsu syahwat adalah rasa candu
Bila kesadaran terpesona dan lepas, sayat pisau tak terasa
jiwa yang mabuk dalam pesona, keindahan luar pun sirna
bila kau menatap pesona Yusuf, adakah wajah itu berpaling?
Yogyakarta, 19 Juni 2015
Sajak ini telah dipublikasikan di NUSANTARANEWS (26/02/2017)