Waktu yang Tepat Mengirim Naskah ke Media/Koran - Anam Khoirul Anam Official -->

Waktu yang Tepat Mengirim Naskah ke Media/Koran

Saat ini menulis di koran atau media menjadi salah satu jalan untuk mengembangkan produktivitas maupun kreativitas menulis. Tiap hari ada ribuan bahkan jutaan orang (penulis) berlomba mengirim naskah ke media tertentu. Tiap hari juga silih berganti penulis mengisi rubrik-rubrik yang disediakan di media massa. Jenis tulisan, tema maupun yang tayang juga sangat beragam. Motivasinya juga kurang lebih sama walaupun tetap ada perbedaan niat di dalamnya. Sebagian penulis ada yang menulis ke media memang murni untuk menyalurkan ide tanpa meributkan diri soal honorium, namun ada juga yang menulis ke koran/media sebagai cara menambah penghasilan. Semua punya hak dan memang berhak mendapat penghargaan atas daya cita masing-masing. Tiap hari selalu ada perhelatan antara penulis satu dengan yang lainnya. Tiap hari pula ada yang lolos seleksi dan karyanya ditayangkan, namun ada juga yang ditolak.

Bagi para pemula yang baru memulai belajar menulis dan ingin mengirim ke media, barangkali akan bertanya-tanya terkait cara atau proses kirim naskah, dan lain sebagainya. Hal ini sangat dimaklumi, mengingat para pemula memang belum banyak pengalaman soal ini. Ketika pertanyaan-pertanyaan mendasar sudah didapatkan, biasanya akan muncul pertanyaan lainnya, “Kapan waktu yang tepat naskah dikirim ke media?” Pertanyaan semacam ini juga sangat dimaklumi. Bisa jadi para pemula harus mempertimbangkan banyak hal di antara rasa waswas naskah diterima atau ditolak. Namun bagi mereka yang sudah terlatih dan banyak pengalaman, tentu melepaskan diri dari hal-hal mengkhawatirkan semacam ini.

Terkait pertanyaan kapan waktu yang tepat mengirim naskah ke koran tentu harus mempertimbangkan lebih dulu kematangan dari naskah itu sendiri. Apabila naskah sudah tuntas ditulis, sudah melalui proses peninjauan atau editing ejaan, lebih-lebih sudah tidak ada kekeliruan apa pun tentu naskah bisa langsung dikirim ke media yang diinginkan.

Biasanya media menyediakan ruang berbeda-beda. Penulis juga harus paham betul jenis tulisan apa yang ingin dikirim. Tak sebatas itu saja, penulis juga harus memahami jadwal tayang tiap rubrik yang disediakan. Jika menulis opini, tentu rubrik yang disediakan akan tayang tiap hari atau menyesuaikan ketentuan media bersangkutan. Sedangkan untuk rubrik sastra akan ditayangkan di akhir pekan. Hanya saja perlu diketahui juga bahwa tak semua media menyediakan rubrik sastra. Penulis harus benar-benar mengetahui hal ini supaya tak salah tempat mengirim naskah. Jangan sampai mengirim naskah sastra ke media yang tak menyediakan rubriknya, sampai kapan pun naskah pasti tidak akan diterima apalagi ditayangkan.

Memang tidak ada salahnya mengirim naskah tiap hari—entah untuk naskah opini maupun sastra, atau jenis naskah lainnya—mengingat naskah sebelum tayang masih melalui tahap seleksi dari pihak kurator. Naskah yang dikirim hari ini belum tentu ditayangkan sehari atau sepekan kemudian, bisa jadi sebulan kemudian ditayangkan apabila lolos seleksi. Kalau tidak lolos seleksi tentu tidak tayang. Kadang redaktur tidak memberi surat pemberitahuan terkait penayangan ataupun penolakan naskah, meskipun ada beberapa yang secara profesional memberi surat pemberitahuan kepada pihak penulis. Penulis harus mencari sendiri informasi naskah yang dikirimkan tersebut apakah tayang atau ditolak jika tak ada pemberitahuan. Penulis bisa cari informasi tersebut lewat grup kepenulisan atau mencari di mesin pencarian. Jika memang diterima dan sudah terindeks mesin pencarian pasti akan muncul datanya.

Untuk rubrik sastra, penulis juga bisa mencoba jurus jitu ini, mengingat penulis sastra di koran belum begitu banyak serta kompetisinya sedikit longgar dibandingkan rubrik opini. Cobalah kirim naskah pada hari Rabu atau Kamis. Mengapa harus demikian? Biasanya untuk rubrik sastra, dewan redaksi akan melakukan rapat penentuan naskah 2—3 hari sebelum ditayangkan. Mengingat rubrik sastra tayang di akhir pekan, strategi mengirim di hari-hari tersebut akan sedikit menguntungkan walaupun alasan ini terasa konyol. Strategi ini dimaksudkan agar posisinya berada di bagian atas atau di tengah email masuk. Setidaknya ketika redaksi atau kurator membuka email, posisi naskah berada di atas dan mudah dijangkau. Meski begitu, semua kembali lagi pada mutu naskah itu sendiri. Menempati posisi atas dan diunduh lebih dulu tapi kualitasnya tak sesuai harapan redaktur sudah pasti naskah ditolak. Berada di urutan paling bawah email masuk tapi kualitasnya bagus dan sesuai kriteria para redaktur tentu tak menutup kemungkinan naskah diterima dan ditayangkan.

Pada dasarnya, tiap naskah yang masuk akan diunduh dan ditinjau kelayakannya. Namun mempertimbangkan waktu pengiriman juga perlu diperhatikan. Jangan berharap kirim hari ini langsung tayang hari ini atau esok hari. Jangan pula menaruh harapan kirim hari ini lalu ditayangkan pekan depan. Kalaupun benar-benar terjadi, besar kemungkinan memang ada faktor-faktor penentu utama sehingga naskah ditayangkan. Rata-rata, penerimaan naskah diberi tenggat antara seminggu sampai dengan 6 bulan. Berbeda dengan rubrik opini, berhubung jam tayangnya adalah harian, biasanya naskah yang diterima atau ditayangkan adalah dengan tema yang relevan selama sepekan ini. Jika dalam kurun waktu tersebut tidak ada kabar, penulis bisa mengirim kembali ke media lain dengan atau tanpa surat pemberitahuan. Perhatikan juga tentang format pengiriman naskah. Di kolom subjek pengiriman, tulislah secara jelas dan tepat. Tulis jenis naskah yang dikirim, judul, dan juga nama untuk memudahkan deteksi oleh para redaktur.


Berlangganan update artikel terbaru via email:




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1


Iklan Tengah Artikel 2


Iklan Bawah Artikel